BENDO, Gotong royong merupakan tradisi atau budaya sosial
kemasyarakatan sebagai ciri khas bangsa Indonesia, Kemerdekaan bisa di raih
karena adanya semangat gotong royong, kebersamaan dan bahu membahu seluruh
masyarakat. Setelah reformasi semangat gotong royong tersebut seperti sudah
mulai luntur dan salah satu penyebabnya adalah penggunaan uang atau sesuatu
imbalan tertentu yang menjadi patokan dalam setiap kegiatan kemasyarakatan.
Daerah Perkotaan sekarang ini makin sulit untuk mendapatkan
tradisi gotong royong ini, bahkan beberapa desa secara nyata sudah mulai luntur
dan penyebabnya adalah pengaruh modernisasi dan globalisasi serta uang menjadi
perusak semangat gotong royong warga desa ini. Kehadiran dalam sebuah
kebersamaan terkadang diwakili dengan uang. Contoh nyata tidak hadir ronda
cukup bayar pakai uang. Tidak hadir dalam pertemuan rapat cukup titip uang
iuran. Bahkan tidak ikut kerja bakti dalam masyarakat pun cukup memberi bantuan
uang atau makanan sehingga rasa kebersamaan lama-lama akan hilang karena semua
orang hanya mementingkan individualisme.
Namun untuk wilayah kecamatan bendo khususnya desa dukuh
semangat gotong royong masih kental sekali terlihat, masyarakatnya bersatu
guyub rukun dalam setiap kegiatan kemasyarakatan. Salah satu contoh hari minggu
seharusnya merupakan hari libur kerja bagi pegawai, Namun warga masyarakat
bersama Babinsa Serda Abdul Manis bersama-sama bergotong royong dalam renovasi
rumah bapak Mubin yang terletak di Rt 15/03 Desa Dukuh Kecamatan Bendo.
(Minggu, 08/07/18)
Serda Abdul Manis sebagai Babinsa menyampaikan bahwa bapak
mubin ini tergolong orang kurang mampu, jadi kalau dalam perbaikan rumahnya
harus membayar tukang maupun pekerja lainnya tidak mampu. Buat beli material
bahan bangunan saja berat rasanya. Namun dengan kepedulian kita sebagai warga
dukuh untuk bersama-sama melaksanakan gotong-royong perbaikan rumah tersebut,
beban yang harus dihadapi bapak mobin supaya terasa ringan. Dan masyarakat desa
dukuh dengan iklas dan tulus selalu guyub rukun dalam setiap kegiatan gotong
royong kemasyarakatan dan ini harus tetap dilestarikan.
Hal ini dibenarkan Ketua Rt 15/03 Bapak Rokib bahwa warga
desa dukuh ini masih menjaga dan melestarikan budaya gotong-royong, kalau ada
kegiatan desa masyarakat dengan mudah untuk bersama-sama bekerja. Begitu juga
dengan tetangga selalu guyub rukun saling membantu, masyarakat disini sangat
mudah untuk diminta bantuan tenaga, mereka tidak pernah perhitungan dalam hal
memantu tetangga. Inilah yang membuat masyarakat desa dukuh bisa hidup rukun
dan harmonis sesama tetangga. (R13)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar