MAGETAN, Serma Roni Kuswanto Babinsa Kelurahan Bendo ikut hadir
dalam kegiatan Bersih Desa. Kegiatan bersih desa atau orang jawa sering
menyebutnya “Nyadran” yang dilaksanakan satu kali setiap tahunnya, merupakan
wujud budaya lokal yang terus dilestarikan oleh masyarakat khususnya masyarakat
jawa. Tidak terkecuali masyarakat Kelurahan Bendo Kecamatan Bendo Kabupaten
Magetan tetap melestarikan budaya bersih Desa tesebut. Ini tampak terlihat
guyubrukun mulai dari Perangkat Kelurahan dan masyarakatnya bersama-sama
melaksanakan rangkaian kegiatan bersih desa tersebut dengan membawa aneka
makanan ke punden untuk mengikuti acara selamat dan doa makan bersama. (Sabtu,
14/09)
Dalam kegiatan Bersih Desa atau
juga sering disebut Sedekah Bumi merupakan budaya lokal yang perlu terus
dilestarikan untuk kesadaran ekologis manusia agar paham dengan alam dan
manusia yang secara sadar peduli dengan keadaan alam. Yang menarik adalah
masyarakat kita dahulu begitu menghargai alam. Hal ini terbukti dengan adanya
ritual bersih desa dan sampai sekarang tetap di lestarikan, sebagai bentuk atau
wujud penghormatan manusia terhadap alam. Serta untuk mempersatukan seluruh
masyarakat dalam satu wadah yang di anggap sakral ini untuk bersatu memanjatkan
doa dan rasa syukur atas limpahan rahmat dan rezeki kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Slamet Kepala Kelurahan Bendo
dalam sambutannya mengajak seluruh masyarakat untuk selalu mengingat para
leluhur yang menjadi cikal bakal Kelurahan Bendo Ini. Dan pada kesempatan yang
baik ini, Kepala Kelurahan mengajak seluruh warga Kelurahan Bendo untuk berdoa
bersama, semoga arwah para leluhur yang mendirikan Desa ini mendapat tempat
terbaik di sisi Allah SWT. Seluruh warga
masyarakat Kelurahan Bendo selalu mendapat perlindungan dari Allah SWT. Seluruh
warga mendapat nikmat kesehatan dan diberi kelancaran rezeki yang melimpah,
serta di jauhkan dari Malapetaka dan Bencana.
Rangkaian prosesi kegiatan bersih
desa setelah sambutan-sambutan,
dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh agama desa
setempat. Setelah doa kemudian acara dilanjutkan dengan makan bersama dari
makanan yang sudah dibawa warga untuk saling menukar menu makanan, ini sebagai
wujud kebersamaan tidak memandang orang kaya maupun miskin dan memandang strata
maupun golongan, mereka berbaur menjadi satu untuk makan bareng. Setelah acara
makan-makan bersama selesai, dilanjutkan hiburan yaitu berupa budaya
tradisional langen tayub dimana seluruh warga yang hadir dengan pergantian
menari bersama sinden, sehingga masyarakat terlihat kompak dan guyub rukun.
(R13)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar