MAGETAN, Pelda Sukarno Babinsa Desa Setren Koramil 0804-13/ Bendo
dan warga binaannya menggelar doa bersama dalam rangka kegiatan Bersih Desa.
Kegiatan bersih desa atau orang jawa sering menyebutnya “Nyadran” yang
dilaksanakan hanya satu kali setiap tahunnya merupakan wujud budaya lokal yang
terus dilestarikan oleh masyarakat khususnya masyarakat jawa. Tidak terkecuali
masyarakat Desa Setren Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan tetap melestarikan
budaya bersih Desa tesebut. Ini tampak terlihat guyubrukun mulai dari Perangkat
Desa dan masyarakatnya bersama-sama melaksanakan rangkaian kegiatan bersih desa
tersebut dengan membawa aneka makanan ke punden untuk mengikuti acara selamat
dan doa bersama. (Minggu, 15/09)
Dalam kegiatan Bersih Desa atau
juga sering disebut Sedekah Bumi merupakan budaya lokal yang perlu terus
dilestarikan untuk kesadaran ekologis manusia agar paham dengan alam dan
manusia yang secara sadar peduli dengan keadaan alam. Yang menarik adalah
masyarakat kita dahulu begitu menghargai alam. Hal ini terbukti dengan adanya
ritual bersih desa dan sampai sekarang tetap di lestarikan, sebagai bentuk atau
wujud penghormatan manusia terhadap alam. Serta untuk mempersatukan seluruh
masyarakat dalam satu wadah yang di anggap sakral ini untuk bersatu memanjatkan
doa dan rasa syukur atas limpahan rahmat dan rezeki kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Kepala Desa Setren Agus Nanto
mengajak seluruh masyarakat pada bersih desa ini untuk selalu mengingat para
leluhur yang telah babat alas dan menjadi cikal bakal Desa Setren Ini. Dan pada
kesempatan yang baik ini, Kepala Desa mengajak seluruh warga Desa Setren untuk
berdoa bersama, semoga arwah para leluhur yang mendirikan Desa ini mendapat
tempat terbaik di sisi Allah SWT.
Seluruh warga masyarakat Desa Setren selalu mendapat perlindungan dari
Allah SWT. Seluruh warga mendapat nikmat kesehatan dan diberi kelancaran rezeki
yang melimpah, serta di jauhkan dari Malapetaka dan Bala Bencana.
Rangkaian prosesi kegiatan bersih
desa setelah sambutan-sambutan,
dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh agama desa
setempat. Setelah doa kemudian acara dilanjutkan dengan makan bersama dari
makanan yang sudah dibawa warga untuk saling menukar menu makanan, ini sebagai
wujud kebersamaan tidak memandang orang kaya maupun miskin dan memandang strata
maupun golongan, mereka berbaur menjadi satu untuk makan bareng. Setelah acara
makan-makan bersama selesai, dilanjutkan hiburan berupa budaya tradisional
yaitu reog dan langen tayub, dimana seluruh warga yang hadir dengan pergantian
menari bersama sinden sehingga masyarakat terlihat kompak dan guyub rukun dalam
acara bersih desa ini. (R13)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar